Selasa, 27 Maret 2012

DIGITAL NARCISSTIC PERSONALITY DISORDER

Berikut pertanyaan mba Trizi terhadap penyakit tersebut.

Judulnyamemang terlihat agakseram. Tapi itulah penyakit jiwa baru yang banyak orang sejak social media merajai kehidupan. Digital Narcissti personality Disorder adalah kecenderunan mencintai diri kita seara berlebihan di duniat digital. Fitur timline di Facebook adalah salah satu yang semakn mendorong penyakit tersebut berkembang. Bayangkan, kita bisa bikin history dari mulai di lahirkan sampai uku apa yang di baca. di satu sisi ini adalah suatu terobosan teknologi, di sisi lain saya agaktakut juga membyangkan semua orang berlomba-lomba memamerkan kisah dirnya ke orang banyak.
Mark Zuckerberg pernah punya teori bahwa seiap tahun kecenderungan orang menunjukkan dirinya di dunia online akan meningkat 2 kali lipat. jadi kalau tahun lalu rata-rata nge-tweet hanya 5 kali sehari tahun depannya mungkin ada 10 kali tweet yang di kirim. Jeremy Bentham, seorang filsuf Inggris prnah berteori bahwa manusia cenderung merasa bahagia saat orang lain memperhatikan kegiatan dirinya. Mauk akal, saat men-tweet atau meng-update status lagi makan sushi di sebuah restaurant, ada rasa senang saat di like atau di RT. Kita jadi merasa ga sendirian. Ada orang-orang di luar sana (bahkan sebagian ngga pernah di temui) yang peduli pada kita. Saya kadang merasa teman di twitter lebih ngertiin diri saya dari pada "nyokap" yang tiap hari ketemu. Teknologi serig menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Dan ini sebenarnya menyeramkan.
' Internet memang penting. Tapi bertemu orang secara langsung itu lebih penting. Melihat gerak-geriknya, mencium bau arfumnya, mnenyentuk pundaknya ketika sedang sedih dan yang paling pnting, menatap matanya. Kebanyakan di depan komputer engga bakal bikin kita luwes dalam bergaul. Kita gga bisa terlihat lebih pede di depan orang lain. Zaman saya masih sekolah, internet belum bisa menghubungkan seseorang seperti sekarang. Ini memberikan kesempatan buat generasi saya untuk lebih banyak berineraksi langsung. Jug memberikan saya keleluasaan privasi. Merasakan kesendirian tanpa di ganggu timeline Twitter atau poke faebook. Terutama sekali, lebihy kecil memungkinkan membandingkan kebahagiaan orang lain dengan saya.
' Sekali waktu, coba puasa dari dunia digital. Engga perlu tiap detik ngecek timeline Twitter / update status. Nikmati kesendirian kita. Berdialog sama diri sendiri sehingga lebih thu apa yang di inginkan dan engga di inginkan. Ini membuat kita lebih percaya diri. KEBAHAGIAAN ITU SESUNGGUHNYA DI RASAKAN DI DALAM DIRI SENDIRI, BUKAN DI PAMERKAN DI DALAM TWITTER ATAU FACEBOOK. ;;)

Source: kaWanku magazine, follow @trinzi2212, Http://www.facebook.com/trinzi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar